[TimorLesteStudies] Indonesian to become an official language in TL?
Patrick Adlam
palead at email.com
Thu Jul 2 18:42:01 EST 2009
Greetings All,I suggest that the discussion return to what George Quinn
said about the need for "verification from other sources". I would add
that, before we do that, we should note an inconsistency in the
terminology used by A.Umar Said. He started this forum by saying that
President Jose Ramos-Horta had mentioned that he was planning to change
the status of Indonesian to that of a "national language". Later in the
same email, he confused the issue by using the term "official language",
which I see is now in the subject lines of these emails.Clarification: The
RDTL Constitution (English version) puts languages into three categories:
(1) Official Languages, (2) National Languages, (3) Working Languages (of
public Administration). Viz.
Section 13
(Official languages and national languages)
1. Tetum and Portuguese shall be the official languages in the Democratic
Republic of
East Timor.
2. Tetum and the other national languages shall be valued and developed
by the State.
Section 159
(Working Languages)
Indonesian and English shall be working languages within civil service
side by side with
official languages as long as deemed necessary.
So, if indeed the President is proposing that Indonesian be made a
"national language", he is probably suggesting that it be added to a
group that contains such languages as: Atoni, Baikenu, Bunak, Fataluku,
Galoli, Idate, Kemak, Makalero, Makasai, Mambai, Midiki, Naueti,
Raklunga/Resuk, Tetum Prasa, Tetun-terik, Tokodede, Waima'a, etc.
This reminds of an answer that the Indian linguist Dr Kachru gave when
asked about the status of English in India: "English? Just another Indian
Language".
As to how widely Indonesian is spoken, let's go to another source: The
2004 Census
% Population who reported ability to speak Indonesian, by DISTRICTAverage
(and [Sub-district] range)
DILI 71% (39% Atauro to 80% Dom Alexio)
ERMERA 27%(18% Atsabe & Hatolia to 39% Railaco)
BOBONARO 31%(21% Bobonaro to 43% Lolotoe)
COVALIMA 43%(36% Zumalai to 53% Fatululic)
LIQUICA 34%(25% Maubara to 38% Bazartete)
OECUSSE 40%(Passabe 26% to 48% Pante Macasar)
BAUCAU 43%(31% Laga to 52% Baucau)
LAUTEM 41%(29% Luro to 46% Tutuala)
VIQUEQUE 38%(24% Lacluta to 43% Viqueque)
AINARO 34%(29% Maubisse to 43% Ainaro)
MANATUTO 36% (17% Laclubar to 47% Manatuto)
MANUFAHI 43% (34% Turiscai to 45% Same)
ALIEU 34% (27% Remexio to 39% Aileu Vila)
TIMOR-LESTE AVERAGE 43%
Source: Census Atlas 2004, pages 68-69, Table 18
Hope this helps.
Regards,
Patrick L. Adlam
Adviser, NCRD
Ministry of Economy and Development
Government of Timor-Leste
----- Original Message -----
From: "Alex Tilman"
To: "Kate Reid-Smith"
Cc: Easttimorstudies at anu.edu.au
Subject: Re: [TimorLesteStudies] Indonesian to become an official
language in TL?
Date: Wed, 1 Jul 2009 20:47:59 +0900
TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
I think Indonesian as a working language is good enough. As an
official language? Then why bother having an independent
Timor-Leste? We should just continue to be the 27th province of
Indonesia.
Thankfully, the
choice of what official language we should have does not fall
exclusively on an individual's hand - or Horta's in this case.
Cheers,
Alex Tilman
On 01/07/2009, at 9:57 AM, Kate Reid-Smith wrote:
TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST Dear Lisualdo, I
don't think any of us are suggesting in any way that Indonesian
is a dominant working language in your Department - apologies for
the miscommunication. However, alike other international
relationships (whether diplomatic, military or security etc),
could it possibly be a reflection of Timor-Leste's new
geopolitical realities? Perhaps in rather the same way that
Australian foreign affairs began focusing more on Southeast Asian
languages (including Indonesian, Chinese, Vietnamese etc) rather
than European ones (such as German, French, Spanish and so on)
from the 1980s onwards? If you have access to and can check the
ETAN website archives you will find reference to it in one of
President Horta's 2008 dialogues. kind regards Kate Reid-Smith(å®å¯ç³)
----------------------------------------------------------------
From: litogaspar at gmail.com [mailto:litogaspar at gmail.com]
Sent: Tue 30/06/2009 4:10 PM
To: Kate Reid-Smith
Cc: Easttimorstudies at anu.edu.au
Subject: Re: [TimorLesteStudies] Indonesian to become an official
language in TL?
Dear Kate and All,
I am not sure where you got that information. As one of the
officer in TL's Ministry of Foreign Affairs since day one, I have
not even seen a single internal document in the Ministry written
in Indonesian Language.
Whether Indonesian Language will be one of TL's official
language, I will reserve it for other discussion.
Best regards,
Lisualdo
2009/6/30 Kate Reid-Smith <Kate.Reid-smith at cdu.edu.au>
TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
Bahasa Indonesian is already one of the preferred languages
of TL's Department of Foreign Affairs and Trade equivalents,
and has also been continued in various areas associated with
TL equivalent of Departments of Defence and Security etc.
Around mid-2008 various media sources (in Indonesian, English
and Portuguese) began reporting that the
President suggested Bahasa was making a comeback and was
going to become one of the official languages on this 10th
anniversary. Kate Reid-Smith(å®å¯ç³)
------------------------------------------------------------
From: easttimorstudies-bounces at anu.edu.au on behalf of George
Quinn
Sent: Mon 29/06/2009 6:33 AM
To: Easttimorstudies at anu.edu.au
Subject: [TimorLesteStudies] Indonesian to become an official
language in TL?
TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
According to this Indonesian-language report by A.Umar Said
posted to
the Yahoo Group "Islam Liberal" site, President Ramos-Horta
is planning
to make Indonesian an official language of Timor-Leste this
coming
August coinciding with the 10th anniversary of the 1999
referendum. The
report cries out for verification from other sources, and no
mention is
made of the constitutional issues the initiative might
raise.
Nevertheless, if there is any truth in the report at all it
signals an
important (and in my view, very welcome) shift in thinking on
language
policy in TL. George Quinn
------------
Islam_Liberal Digest no.2074
islam_liberal at yahoogroups.com <mailto:islam_liberal at yahoogroups.com>
29/06/2009
There is 1 message in this issue.
Topics in this digest:
1. Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi Restoran
Indonesia di Pari
From: Umar Said
Message
________________________________________________________________________
1. Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi Restoran
Indonesia di Pari
Posted by: "Umar Said" kontak at club-internet.fr <mailto:kontak at club-internet.fr>
Date: Sun Jun 28, 2009 8:44 am ((PDT))
Catatan A. Umar Said
Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi
Restoran Indonesia di Paris
Di luar dugaan banyak orang, Restoran koperasi INDONESIA di
Paris secara
mendadak sekali mendapat kunjungan tamu terhormat, yaitu
Presiden Jose Ramos
Horta dari Republik Demokratik Timor Leste. Peristiwa ini
terjadi pada hari
Sabtu malam tanggal 27 Juni 2009. Banyak hal-hal yang
menarik (dan juga
sangat penting) yang bisa diangkat atau diceritakan tentang
kunjungan
mendadak ini, sebab mempunyai arti atau nilai sejarah yang
tidak kecil.
Bahwa kunjungan Presiden Ramos Horta ini mendadak sekali bagi
para pekerja
restoran (termasuk bagi managernya Bung Suyoso) adalah bahwa
baru satu jam
sebelum kedatangan Presiden Ramos Horta di restoran
diketahui dengan pasti
bahwa ia bersama stafnya sudah memesan kamar di Hotel Senat
yang letaknya
berdampingan (terpisah satu tembok) dengan restoran
INDONESIA. Presiden
Ramos Horta datang ke Paris hari Sabtu siang, untuk kunjungan
yang bersifat
setengah privé, dan besoknya (hari Minggu) sudah
meninggalkan Paris lagi.
Satu jam sebelum kedatangan presiden Ramos Horta ke restoran,
kami mendapat
keterangan dari stafnya (3 orang) bahwa ia merencanakan
bertemu pada jam 8
malam dengan 3 sahabat lamanya (A. Umar Said, Antonio Diaz
dan Carlos
Semedo).
Adalah menarik untuk diketahui mengapa presiden Ramos Horta,
sebagai kepala
suatu negara, memilih Hotel Senat, suatu hotel kelas
menengah bintang
tiga). Mungkin sekali karena hotel ini terletak berdampingan
dengan Restoran
INDONESIA, atau karena pertimbangan-pertimbangan lainnya,
yang berkaitan
dengan kunjungannya satu malam yang bersifat setengah prive
di Prancis.
Namun, walaupun kunjungan ini bersifat setengah prive dan
hanya satu malam,
pemerintah Prancis menyediakan 4 orang dari Dinas Securité
untuk selalu
menjaga atau mengikutinya.
Pejuang Ramos Horta tidur di kursi restoran
Keputusan presiden Ramos Horta untuk berkunjung lagi ke
Restoran INDONESIA
dan kali ini juga bertemu khusus dengan sahabat-sahabat
lamanya mengandung
arti yang dalam. Restoran INDONESIA memang mempunyai sejarah
tersendiri
bagi perjuangan rakyat Timor Timur dan perjuangan rakyat
Indonesia dalam
perlawanan bersama terhadap rejim militer Suharto.
Setelah Restoran koperasi ini dibuka dalam bulan Desember
1982 (jadi sudah
lebih dari 26 tahun yang lalu) sering sekali diadakan
pertemuan-pertermuan
antara berbagai orang (Prancis dll) dengan anggota-anggota
Komite Setiakawan
dengan Timor Timur. Restoran INDONESIA dalam jangka lama
sekali dianggap
oleh berbagai kalangan sebagai salah satu di antara
pusat-pusat kegiatan
perlawanan rakyat Timor Timur terhadap agresi rejim militer
Suharto.
Bahkan pada suatu waktu ketika Ramos Horta berkunjung ke
Paris untuk
kegiatan-kegiatan perjuangan rakyat Timor Timur, ia pernah
tidur di
kursi-kursi yang dijejer-jejerkan, dan mandi di bawah douche
sederhana yang
terletak di ruangan bawah restoran. Hal ini diceritakan oleh
presiden Ramos
Horta sambil makan malam itu di depan 3 stafnya dan 3 sahabat
lamanya
beserta seorang tamunya dari Spanyol.
Cerita presiden Ramos Horta tentang tidurnya di atas kursi
restoran dan
mandi di bawah douche (yang sebenarnya tidak digunakan
sebagai kamar mandi),
dan cerita tentang kegiatan-kegiatan lainnya semasa ia masih
sebagai
pejuang, mengingatkan kami semua kepada masa-masa silam
ketika kami berjuang
bersama-sama untuk rakyat Timor Timur.
Tukang cat, sahabat lama Ramos Horta
Dalam pembicaraan santai antara sahabat-sahabat lama sambil
makan itu
presiden Ramos Horta juga menceritakan di depan kami semua
bagaimana pada
suatu saat ia pernah menginap di apartemen Antonio Diaz, dan
terpaksa tidur
di lantai (tetapi pakai alas) karena tidak cukup uang untuk
tidur di hotel.
Antonia Diaz adalah seorang Portugis, pernah bekerja sebagai
tentara
Portugis di Timor Timur, dan sudah lama bekerja di Paris
sebagai tukang cat
dan bangunan.
Carlos Semedo, seorang Prancis yang sudah lama sekali
memimpin berbagai
kegiatan mengenai Timor Timur (dan khususnya soal-soal yang
berkaitan dengan
Sanana Gusmao dan Ramos Horta), adalah sahabat karib Antonio
Diaz.
Keinginan presiden Ramos Horta untuk bertemu dan makan
bersama dengan
sahabat-sahabat lamanya (sekali lagi, antara lain yang
bekerja sebagai
tukang cat) menunjukkan bahwa walaupun ia sekarang menjabat
sebagai
presiden, tetapi tidak lupa kepada orang-orang yang di
masa-masa yang lalu
telah melakukan perjuangan bersama-samanya. Sungguh, suatu
hal yang indah !.
Begitu santainya, dan begitu pula hangatnya suasana dalam
pertemuan sambil
makan itu, yang diselingi oleh acara tarian topeng diiringi
gamelan dan
suling kecapi, sehingga Antonio tidak segan-segan selalu
menyapa presiden
Ramos Horta dengan « kau » (dalam bahasa Prancis « tu »).
Jadi, dalam
pertemuan antara sahabat lama itu terutama sekali banyak
dibicarakan
soal-soal masa lalu.
Perjuangan komite Timor Timur di berbagai negeri
Di antara pembicaraan itu kami tinjau bagaimana besar
sumbangan
kegiatan-kegiatan untuk membantu perjuangan rakyat Timor
Timur yang
diadakan secara luas dan selama puluhan tahun , serta
berskala
internasional, telah merupakan sumbangan penting untuk
terisolasinya rejim
militer Suharto di hadapan opini internasional. Tidak
salahlah kiranya kalau
dikatakan bahwa komite-komite Timor Timur yang melakukan
berbagai kegiatan
di banyak sekali negeri di dunia sudah membantu jatuhnya
rejim militer
Suharto.
Dari segi ini bisa dilihat bahwa membantu perjuangan rakyat
Timor Timur
adalah satu dan senyawa dengan perjuangan menentang rejim
militer Orde Baru.
Hal ini pulalah yang telah dilakukan melalui sebagian
kegiatan-kegiatan
berbagai orang dengan Restoran INDONESIA. Dalam kaitan ini
telah disinggung
dekatnya hubungan berbagai tokoh Prancis dengan restoran,
umpamanya istri
presiden Prancis François MITTERRAND (alm), Madame Danielle
MITERRAND (yang
pernah berkunjung ke Timor Timur) dan Louis JOINET, ahli
hukum yang menjadi
pembantu 5 Perdana Menteri Prancis berturut-turut dan
merangkap wakil
Prancis di Komisi HAM di PBB. Louis JOINET adalah sahabat
dekat Ramos Horta
dan juga sahabat dekat Restoran INDONESIA.
Kedatangan Ramos Horta ke Paris dalam tahun 1976
Yang juga banyak dikenang bersama adalah kunjungan pertama
kali Ramos Horta
dalam tahun 1976 ke Paris, beberapa waktu setelah militer
Indonesia di bawah
perintah Suharto melakukan agresi mencaplok Timor Timur.
Setelah mengetahui
bahwa Ramos Horta ada di Holland dan bertemu dengan
orang-orang dari Komite
Indonesia di Amsterdam (antara lain Prof. Wertheim dan Go
Gin Tjwan) maka
A. Umar Said bersama sejumlah sahabat-sahabat Prancis
mengusahakan
kedatangan Ramos Horta ke Paris.
Dalam tahun 1976 itu (lebih dari 32 tahun yang lalu), untuk
pertama kalinya
diadakan rapat besar mengenai Timor Timur dengan pembicara
utama Ramos Horta
dan sejumlah tokoh-tokoh terkemuka Prancis. Sebagai
kelanjutan rapat besar
ini, maka terbentuklah untuk pertama kalinya Komite
Setiakawan dengan Timor
Timur. Komite Timor Timor di Paris adalah salah satu di
antara komite yang
tertua di dunia waktu itu. Semua ini rupanya merupakan
kenangan bagi
presiden Ramos Horta, dan juga bagi kami semua.
Sudah tentu, dalam pembicaraan santai antara sahabat-sahabat
lama itu,
telah disinggung macam-macam soal. Antara lain tentang
jalannya restoran,
yang menurut pendengaran presiden Ramos Horta tetap berjalan
baik. Juga
telah dibicarakan Sobron Aidit (almarhum) dan Emil Kusni,
yang kebetulan
tidak ada di Paris dan sedang berada di Kalimantan. Presiden
Ramos Horta
sempat menanyakan beberapa hal mengenainya kepada Didien
(istri Emil yang
bekerja di restoran juga).
Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional di Timtim
Dalam pertemuan sambil makan yang sering diselingi dengan
gelak-tawa itu ada
juga sesuatu yang bisa dianggap besar dan serius. Presiden
Ramos Horta
mengatakan bahwa ia merencanakan untuk mengumumkan dalam
bulan Agustus yad,
dalam rangka memperingati 10 tahun referendum Timor Timur,
diresmikannya
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di Timor Timur.
Bagi kami, yang mendengar rencana ini dari presiden Ramos
Horta, merupakan
hal yang baru dan penting sekali. Sebab, selama ini bahasa
yang resmi
dipakai sebagai bahasa nasional adalah bahasa Portugis dan
Tetum, sedangkan
bahasa Indonesia dan Inggris dipakai dalam pemerintahan dan
bisnis. Jadi,
bahasa Portugis akan digantikan dengan bahasa Indonesia.
Kalau rencana
presiden Ramos Horta ini betul-betul dilaksanakan mulai
Agustus, maka akan
merupakan tindakan yang realis, berani, dan juga bisa
membuka
dimensi-dimensi baru dalam hubungan Indonesia dan Timor Timur
untuk masa
depan.
Sebab, sekarang ini, bahasa Indonesia sudah banyak dipakai
oleh rakyat Timor
Timur, baik di kalangan penduduk untuk pergaulan dan dagang,
maupun di
kalangan pemerintahan atau untuk urusan-urusan resmi dengan
jawatan-jawatan.
Bahkan, persentasenya bisa mencapai 80% dari penduduk. Dengan
makin
meningkatnya lalu lintas orang dan perdagangan dengan
Indonesia, dan makin
lancarnya komunikasi, maka peran bahasa Portugis makin terasa
menjauh.
Dengan dibeberkannya rencana pengumuman pemakaian bahasa
Indonesia sebagai
bahasa nasional, maka presiden Ramos Horta menunjukkan
kemauan politiknya
yang lebih besar dan lebih maju lagi dalam menggalang
hubungan persahabatan
dengan Indonesia. Dan bahwa rencananya itu diutarakan di
depan
sahabat-sahabat seperjuangannya yang lama dan juga di
restoran INDONESIA
mempunyai arti tersendiri yang penting juga.
Presiden Ramos Horta adalah salah satu di antara tokoh-tokoh
Timor Timur
yang selama puluhan tahun berjuang terus-menerus, dan
sekeras-kerasnya,
menentang agresi rejim militer Suharto, sehingga ia menjadi
tokoh
internasional dan mendapat hadiah Nobel untuk perdamaian. Ia
juga mendapat
gelar doktor dalam ilmu hukum dari 6 universitas terkenal di
berbagai negeri
dan meraih beberapa hadiah (award) internasional. Sekarang,
sebagai
presiden Republik Demokratik Timor Leste ia berusaha membuka
halaman-halaman
baru, demi kepentingan rakyat Indonesia dan Timor Timur.
Dengan perspektif yang seindah inilah kami melihat atau
mengartikan
kunjungannya yang mendadak di restoran INDONESIA di Paris.
Untuk itulah
telah dibuat banyak sekali foto-foto dengan sahabat-sahabat
seperjuangan
lama dan juga dengan para anggota koperasi yang bekerja di
restoran.
Paris, 28 Juni 2009
A. Umar Said
.
--
Dr George Quinn,
Visiting Fellow,
Faculty of Asian Studies,
College of Asia and the Pacific,
Australian National University,
Canberra ACT 0200,
Australia
Telephone: 0409 772 576 (from overseas + 61 409772576)
Fax: + 61 2 62918993
_______________________________________________
Queries about this post should be sent to the poster NOT THE
LIST. PLEASE DO NOT SEND PERSONAL REPLIES TO THE LIST.
TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
For further information about this list (including Guidelines
for posting and membership) please visit
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
Queries about the Timor Leste Studies List should be directed
to the List Owner (easttimorstudies-owner at anu.edu.au).
To post to the list send your email to
Easttimorstudies at anu.edu.au.
To subscribe please visit
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
The List Owner accepts no responsibility for postings to this
list.
_______________________________________________
Queries about this post should be sent to the poster NOT THE
LIST. PLEASE DO NOT SEND PERSONAL REPLIES TO THE LIST.
TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
For further information about this list (including Guidelines
for posting and membership) please visit
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
Queries about the Timor Leste Studies List should be directed
to the List Owner (easttimorstudies-owner at anu.edu.au).
To post to the list send your email to
Easttimorstudies at anu.edu.au.
To subscribe please visit
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
The List Owner accepts no responsibility for postings to this
list.
--
'Twenty years from now, you'll be more disappointed by the things
that you didn't do than the ones you did do. So throw off the
bowlines. Sail away from the safe harbour. Catch the trade winds
in your sail. Explore. Dream. Discover. Conquer.' (Mark Twain)
_______________________________________________
Queries about this post should be sent to the poster NOT THE
LIST. PLEASE DO NOT SEND PERSONAL REPLIES TO THE LIST.
TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
For further information about this list (including Guidelines for
posting and membership) please visit
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
Queries about the Timor Leste Studies List should be directed to
the List Owner (easttimorstudies-owner at anu.edu.au).
To post to the list send your email to
Easttimorstudies at anu.edu.au.
To subscribe please visit
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
The List Owner accepts no responsibility for postings to this
list.
_______________________________________________
Queries about this post should be sent to the poster NOT THE LIST.
PLEASE DO NOT SEND PERSONAL REPLIES TO THE LIST.
TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
For further information about this list (including Guidelines for
posting and membership) please visit
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
Queries about the Timor Leste Studies List should be directed to
the List Owner (easttimorstudies-owner at anu.edu.au).
To post to the list send your email to Easttimorstudies at anu.edu.au.
To subscribe please visit
http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
The List Owner accepts no responsibility for postings to this list.
--
Be Yourself @ mail.com!
Choose From 200+ Email Addresses
Get a Free Account at www.mail.com
-------------- next part --------------
An HTML attachment was scrubbed...
URL: http://mailman.anu.edu.au/pipermail/easttimorstudies/attachments/20090702/cff19cb4/attachment-0001.html
More information about the Easttimorstudies
mailing list