[TimorLesteStudies] Indonesian to become an official language in TL?

Kate Reid-Smith Kate.Reid-smith at cdu.edu.au
Wed Jul 1 10:57:07 EST 2009


Dear Lisualdo,
 
I don't think any of us are suggesting in any way that  Indonesian is a dominant working language in your Department - apologies for the miscommunication. However, alike other international relationships (whether diplomatic, military or security etc), could it possibly be a reflection of Timor-Leste's new geopolitical realities? Perhaps in rather the same way that Australian foreign affairs began focusing more on Southeast Asian languages (including Indonesian, Chinese, Vietnamese etc) rather than European ones (such as German, French, Spanish and so on) from the 1980s onwards? If you have access to and can check the ETAN website archives you will find reference to it in one of President Horta's 2008 dialogues. 
 
kind regards
 
Kate Reid-Smith(???) 

________________________________

From: litogaspar at gmail.com [mailto:litogaspar at gmail.com]
Sent: Tue 30/06/2009 4:10 PM
To: Kate Reid-Smith
Cc: Easttimorstudies at anu.edu.au
Subject: Re: [TimorLesteStudies] Indonesian to become an official language in TL?


Dear Kate and All,

I am not sure where you got that information. As one of the officer in TL's Ministry of Foreign Affairs since day one, I have not even seen a single internal document in the Ministry written in Indonesian Language. 

Whether Indonesian Language will be one of TL's official language, I will reserve it for other discussion.

Best regards,
Lisualdo 


2009/6/30 Kate Reid-Smith <Kate.Reid-smith at cdu.edu.au>


	TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST

	Bahasa Indonesian is already one of the preferred languages of TL's Department of Foreign Affairs and Trade equivalents, and has also been continued in various areas associated with TL equivalent of Departments of Defence and Security etc. Around mid-2008 various media sources (in Indonesian, English and Portuguese) began reporting that the President suggested Bahasa was making a comeback and was going to become one of the official languages on this 10th anniversary. 
	 
	Kate Reid-Smith(???) 
	 
	

________________________________

	From: easttimorstudies-bounces at anu.edu.au on behalf of George Quinn
	Sent: Mon 29/06/2009 6:33 AM
	To: Easttimorstudies at anu.edu.au
	Subject: [TimorLesteStudies] Indonesian to become an official language in TL?
	
	

	TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
	According to this Indonesian-language report by A.Umar Said posted to
	the Yahoo Group "Islam Liberal" site, President Ramos-Horta is planning
	to make Indonesian an official language of Timor-Leste this coming
	August coinciding with the 10th anniversary of the 1999 referendum. The
	report cries out for verification from other sources, and no mention is
	made of the constitutional issues the initiative might  raise.
	Nevertheless, if there is any truth in the report at all it signals an
	important (and in my view, very welcome) shift in thinking on language
	policy in TL. George Quinn
	
	------------
	
	Islam_Liberal Digest no.2074
	
	islam_liberal at yahoogroups.com <mailto:islam_liberal at yahoogroups.com>
	
	
	29/06/2009
	
	
	There is 1 message in this issue.
	
	Topics in this digest:
	
	1. Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi Restoran Indonesia di Pari   
	
	    From: Umar Said
	
	
	
	Message
	
	________________________________________________________________________
	
	1. Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi Restoran Indonesia di Pari
	
	    Posted by: "Umar Said" kontak at club-internet.fr <mailto:kontak at club-internet.fr>
	
	    Date: Sun Jun 28, 2009 8:44 am ((PDT))
	
	
	
	Catatan A. Umar Said
	
	Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi
	
	Restoran Indonesia di Paris
	
	
	
	
	
	
	
	Di luar dugaan banyak orang, Restoran koperasi INDONESIA di Paris secara
	
	mendadak sekali mendapat kunjungan tamu terhormat, yaitu Presiden Jose Ramos
	
	Horta dari  Republik Demokratik Timor Leste. Peristiwa ini terjadi pada hari
	
	Sabtu malam tanggal 27 Juni 2009. Banyak hal-hal yang menarik  (dan juga
	
	sangat penting) yang bisa diangkat atau diceritakan tentang kunjungan
	
	mendadak ini, sebab mempunyai arti atau nilai sejarah yang tidak kecil.
	
	
	
	
	
	
	
	Bahwa kunjungan Presiden Ramos Horta ini mendadak sekali bagi para pekerja
	
	restoran (termasuk bagi managernya Bung Suyoso) adalah bahwa baru satu jam
	
	sebelum kedatangan Presiden Ramos Horta di restoran  diketahui dengan pasti
	
	bahwa ia bersama stafnya sudah memesan kamar  di Hotel  Senat yang letaknya
	
	berdampingan (terpisah satu tembok) dengan restoran INDONESIA.  Presiden
	
	Ramos Horta datang ke Paris hari Sabtu siang, untuk kunjungan yang bersifat
	
	setengah privé, dan besoknya (hari Minggu) sudah meninggalkan Paris lagi.
	
	
	
	
	
	
	
	Satu jam sebelum kedatangan presiden Ramos Horta ke restoran, kami mendapat
	
	keterangan dari stafnya (3 orang) bahwa ia merencanakan bertemu pada jam 8
	
	malam dengan 3 sahabat lamanya (A. Umar Said, Antonio Diaz dan Carlos
	
	Semedo).
	
	
	
	
	
	
	
	Adalah menarik untuk diketahui mengapa presiden Ramos Horta, sebagai kepala
	
	suatu negara,  memilih Hotel Senat, suatu hotel kelas menengah bintang
	
	tiga). Mungkin sekali karena hotel ini terletak berdampingan dengan Restoran
	
	INDONESIA, atau karena pertimbangan-pertimbangan lainnya, yang berkaitan
	
	dengan kunjungannya satu malam yang bersifat setengah prive di Prancis.
	
	Namun, walaupun kunjungan ini bersifat setengah prive dan hanya satu malam,
	
	pemerintah Prancis menyediakan 4 orang dari Dinas Securité untuk selalu
	
	menjaga atau mengikutinya.
	
	
	
	
	
	
	
	Pejuang Ramos Horta tidur di kursi restoran
	
	
	
	
	
	Keputusan presiden Ramos Horta untuk berkunjung lagi ke Restoran INDONESIA
	
	dan kali ini juga bertemu khusus dengan sahabat-sahabat lamanya mengandung
	
	arti yang dalam.  Restoran INDONESIA memang mempunyai sejarah tersendiri
	
	bagi perjuangan rakyat Timor Timur dan perjuangan rakyat Indonesia dalam
	
	perlawanan bersama terhadap rejim militer Suharto.
	
	
	
	
	
	
	
	Setelah Restoran  koperasi ini dibuka dalam bulan Desember 1982 (jadi sudah
	
	lebih dari 26 tahun yang lalu) sering sekali diadakan pertemuan-pertermuan
	
	antara berbagai orang (Prancis dll) dengan anggota-anggota Komite Setiakawan
	
	dengan Timor Timur. Restoran INDONESIA dalam jangka lama sekali dianggap
	
	oleh berbagai kalangan sebagai salah satu di  antara pusat-pusat kegiatan
	
	perlawanan rakyat Timor Timur terhadap agresi rejim militer Suharto.
	
	
	
	
	
	
	
	Bahkan pada suatu waktu ketika Ramos Horta berkunjung ke Paris untuk
	
	kegiatan-kegiatan perjuangan rakyat Timor Timur,  ia pernah tidur di
	
	kursi-kursi yang dijejer-jejerkan, dan mandi di bawah douche sederhana yang
	
	terletak di ruangan bawah restoran. Hal ini diceritakan oleh presiden Ramos
	
	Horta sambil makan malam itu di depan 3 stafnya dan 3 sahabat lamanya
	
	beserta seorang tamunya dari Spanyol.
	
	
	
	
	
	
	
	Cerita presiden Ramos Horta tentang tidurnya di atas kursi restoran dan
	
	mandi di bawah douche (yang sebenarnya tidak digunakan sebagai kamar mandi),
	
	dan cerita tentang kegiatan-kegiatan lainnya semasa ia masih sebagai
	
	pejuang, mengingatkan kami semua kepada masa-masa silam ketika kami berjuang
	
	bersama-sama untuk rakyat Timor Timur.
	
	
	
	
	
	
	
	Tukang cat, sahabat lama Ramos Horta
	
	
	
	
	
	Dalam pembicaraan santai antara sahabat-sahabat lama sambil makan itu
	
	presiden Ramos Horta juga menceritakan di depan kami semua bagaimana pada
	
	suatu saat ia pernah menginap di apartemen Antonio Diaz, dan terpaksa tidur
	
	di lantai (tetapi pakai alas) karena tidak cukup uang untuk tidur di hotel.
	
	Antonia Diaz adalah seorang Portugis, pernah bekerja sebagai tentara
	
	Portugis di Timor Timur, dan sudah lama bekerja di Paris sebagai tukang cat
	
	dan bangunan.
	
	
	
	
	
	
	
	Carlos Semedo, seorang Prancis yang sudah lama sekali memimpin berbagai
	
	kegiatan mengenai Timor Timur (dan khususnya soal-soal yang berkaitan dengan
	
	Sanana Gusmao dan Ramos Horta), adalah sahabat karib Antonio Diaz.
	
	
	
	
	
	
	
	Keinginan presiden Ramos Horta untuk bertemu dan makan bersama dengan
	
	sahabat-sahabat lamanya (sekali lagi, antara lain yang bekerja sebagai
	
	tukang cat) menunjukkan bahwa walaupun ia sekarang menjabat sebagai
	
	presiden, tetapi tidak lupa kepada orang-orang yang di masa-masa yang lalu
	
	telah melakukan perjuangan bersama-samanya. Sungguh, suatu hal yang indah !.
	
	
	
	
	
	
	
	Begitu santainya, dan begitu pula hangatnya suasana dalam pertemuan sambil
	
	makan itu, yang diselingi oleh acara tarian topeng diiringi gamelan dan
	
	suling kecapi, sehingga Antonio tidak segan-segan selalu menyapa presiden
	
	Ramos Horta dengan « kau » (dalam bahasa Prancis « tu »). Jadi, dalam
	
	pertemuan antara sahabat lama  itu terutama sekali banyak dibicarakan
	
	soal-soal masa lalu.
	
	
	
	
	
	
	
	Perjuangan komite Timor Timur di berbagai negeri
	
	
	
	
	
	Di antara pembicaraan itu kami tinjau bagaimana besar sumbangan
	
	kegiatan-kegiatan untuk membantu perjuangan rakyat Timor Timur  yang
	
	diadakan secara luas dan selama puluhan tahun , serta berskala
	
	internasional, telah merupakan sumbangan penting untuk terisolasinya rejim
	
	militer Suharto di hadapan opini internasional. Tidak salahlah kiranya kalau
	
	dikatakan bahwa komite-komite Timor Timur yang melakukan berbagai kegiatan
	
	di banyak sekali negeri di dunia sudah membantu jatuhnya rejim militer
	
	Suharto.
	
	
	
	
	
	
	
	Dari segi ini bisa dilihat bahwa membantu perjuangan rakyat Timor Timur
	
	adalah satu dan senyawa dengan perjuangan menentang rejim militer Orde Baru.
	
	Hal ini pulalah yang telah dilakukan melalui sebagian kegiatan-kegiatan
	
	berbagai orang dengan  Restoran INDONESIA. Dalam kaitan ini telah disinggung
	
	dekatnya hubungan berbagai tokoh Prancis dengan restoran, umpamanya istri
	
	presiden Prancis François MITTERRAND (alm), Madame Danielle MITERRAND (yang
	
	pernah berkunjung ke Timor Timur) dan Louis JOINET, ahli hukum yang menjadi
	
	pembantu 5 Perdana Menteri Prancis berturut-turut dan merangkap wakil
	
	Prancis di Komisi HAM di PBB. Louis JOINET adalah sahabat dekat Ramos Horta
	
	dan juga sahabat dekat Restoran INDONESIA.
	
	
	
	
	
	
	
	Kedatangan Ramos Horta ke Paris dalam tahun 1976
	
	
	
	
	
	Yang juga banyak dikenang bersama adalah kunjungan pertama kali Ramos Horta
	
	dalam tahun 1976 ke Paris, beberapa waktu setelah militer Indonesia di bawah
	
	perintah Suharto melakukan agresi mencaplok Timor Timur. Setelah mengetahui
	
	bahwa Ramos Horta ada di Holland dan bertemu dengan orang-orang dari Komite
	
	Indonesia di Amsterdam (antara lain Prof. Wertheim dan  Go Gin Tjwan) maka
	
	A. Umar Said bersama sejumlah sahabat-sahabat Prancis mengusahakan
	
	kedatangan Ramos Horta  ke Paris.
	
	
	
	
	
	
	
	Dalam tahun 1976 itu (lebih dari 32 tahun yang lalu), untuk pertama kalinya
	
	diadakan rapat besar mengenai Timor Timur dengan pembicara utama Ramos Horta
	
	dan sejumlah tokoh-tokoh terkemuka Prancis. Sebagai kelanjutan rapat besar
	
	ini, maka terbentuklah untuk pertama kalinya Komite Setiakawan dengan Timor
	
	Timur. Komite Timor Timor di Paris adalah salah satu di antara komite yang
	
	tertua di dunia waktu itu. Semua ini rupanya merupakan kenangan bagi
	
	presiden Ramos Horta, dan juga bagi kami semua.
	
	
	
	
	
	
	
	Sudah tentu, dalam  pembicaraan santai antara sahabat-sahabat lama itu,
	
	telah disinggung macam-macam soal. Antara lain tentang jalannya restoran,
	
	yang menurut pendengaran presiden Ramos Horta tetap berjalan baik. Juga
	
	telah dibicarakan Sobron Aidit (almarhum) dan Emil Kusni, yang kebetulan
	
	tidak ada di Paris dan sedang berada di Kalimantan. Presiden Ramos Horta
	
	sempat menanyakan beberapa hal mengenainya kepada Didien (istri Emil yang
	
	bekerja di restoran juga).
	
	
	
	
	
	
	
	Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional di Timtim
	
	
	
	
	
	
	
	Dalam pertemuan sambil makan yang sering diselingi dengan gelak-tawa itu ada
	
	juga sesuatu yang bisa dianggap besar dan serius. Presiden Ramos Horta
	
	mengatakan bahwa ia merencanakan untuk mengumumkan dalam bulan Agustus yad,
	
	dalam rangka memperingati 10 tahun referendum Timor Timur, diresmikannya
	
	bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di Timor Timur.
	
	
	
	
	
	
	
	Bagi kami, yang mendengar rencana ini dari presiden Ramos Horta, merupakan
	
	hal yang baru dan penting sekali. Sebab, selama ini bahasa yang resmi
	
	dipakai sebagai bahasa nasional adalah bahasa Portugis dan Tetum, sedangkan
	
	bahasa Indonesia  dan Inggris dipakai dalam pemerintahan dan bisnis. Jadi,
	
	bahasa Portugis akan digantikan dengan bahasa Indonesia. Kalau rencana
	
	presiden Ramos Horta ini betul-betul dilaksanakan mulai Agustus, maka akan
	
	merupakan tindakan yang realis,   berani, dan juga bisa membuka
	
	dimensi-dimensi baru dalam hubungan Indonesia dan Timor Timur untuk masa
	
	depan.
	
	
	
	
	
	
	
	Sebab, sekarang ini, bahasa Indonesia sudah banyak dipakai oleh rakyat Timor
	
	Timur, baik di kalangan penduduk untuk pergaulan dan dagang, maupun di
	
	kalangan pemerintahan atau untuk urusan-urusan resmi dengan jawatan-jawatan.
	
	Bahkan, persentasenya bisa mencapai 80% dari penduduk. Dengan makin
	
	meningkatnya lalu lintas orang dan perdagangan dengan Indonesia, dan makin
	
	lancarnya komunikasi, maka peran bahasa Portugis makin terasa menjauh.
	
	
	
	
	
	
	
	Dengan dibeberkannya rencana pengumuman pemakaian bahasa Indonesia sebagai
	
	bahasa nasional, maka presiden Ramos Horta menunjukkan kemauan politiknya
	
	yang lebih besar dan lebih maju lagi dalam menggalang hubungan persahabatan
	
	dengan Indonesia. Dan bahwa rencananya itu diutarakan di depan
	
	sahabat-sahabat seperjuangannya yang lama dan juga di restoran INDONESIA
	
	mempunyai arti tersendiri yang penting juga.
	
	
	
	
	
	
	
	Presiden Ramos Horta adalah salah satu di antara tokoh-tokoh Timor Timur
	
	yang selama puluhan tahun berjuang terus-menerus, dan sekeras-kerasnya,
	
	menentang agresi rejim militer Suharto, sehingga ia menjadi tokoh
	
	internasional dan mendapat hadiah Nobel untuk perdamaian. Ia juga mendapat
	
	gelar doktor dalam ilmu hukum dari 6 universitas terkenal di berbagai negeri
	
	dan meraih beberapa  hadiah (award) internasional.  Sekarang, sebagai
	
	presiden Republik Demokratik Timor Leste ia berusaha membuka halaman-halaman
	
	baru, demi kepentingan rakyat Indonesia dan Timor Timur.
	
	
	
	
	
	
	
	Dengan perspektif yang seindah inilah kami melihat atau mengartikan
	
	kunjungannya yang mendadak di restoran INDONESIA di Paris. Untuk itulah
	
	telah dibuat banyak sekali foto-foto dengan sahabat-sahabat seperjuangan
	
	lama dan juga dengan para anggota koperasi yang bekerja di restoran.
	
	
	
	
	
	
	
	Paris, 28 Juni 2009
	
	
	
	
	
	
	
	A. Umar Said
	
	
	
	.
	
	
	
	--
	
	Dr George Quinn,
	Visiting Fellow,
	Faculty of Asian Studies,
	College of Asia and the Pacific,
	Australian National University,
	Canberra ACT 0200,
	Australia
	Telephone: 0409 772 576 (from overseas + 61 409772576)
	Fax: + 61 2 62918993
	
	
	_______________________________________________
	Queries about this post should be sent to the poster NOT THE LIST. PLEASE DO NOT SEND PERSONAL REPLIES TO THE LIST.
	
	TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
	For further information about this list (including Guidelines for posting and membership) please visit http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
	Queries about the Timor Leste Studies List should be directed to the List Owner (easttimorstudies-owner at anu.edu.au).
	To post to the list send your email to Easttimorstudies at anu.edu.au.
	To subscribe please visit http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
	The List Owner accepts no responsibility for postings to this list.
	


	_______________________________________________
	Queries about this post should be sent to the poster NOT THE LIST. PLEASE DO NOT SEND PERSONAL REPLIES TO THE LIST.
	
	TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
	For further information about this list (including Guidelines for posting and membership) please visit http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
	Queries about the Timor Leste Studies List should be directed to the List Owner (easttimorstudies-owner at anu.edu.au).
	To post to the list send your email to Easttimorstudies at anu.edu.au.
	To subscribe please visit http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
	The List Owner accepts no responsibility for postings to this list.
	




-- 
'Twenty years from now, you'll be more disappointed by the things that you didn't do than the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbour. Catch the trade winds in your sail. Explore. Dream. Discover. Conquer.' (Mark Twain)

-------------- next part --------------
An HTML attachment was scrubbed...
URL: http://mailman.anu.edu.au/pipermail/easttimorstudies/attachments/20090701/2be89896/attachment-0001.html 


More information about the Easttimorstudies mailing list