[TimorLesteStudies] Indonesian to become an official language in TL?

litogaspar at gmail.com litogaspar at gmail.com
Tue Jun 30 18:10:43 EST 2009


Dear Kate and All,

I am not sure where you got that information. As one of the officer in TL's
Ministry of Foreign Affairs since day one, I have not even seen a single
internal document in the Ministry written in Indonesian Language.

Whether Indonesian Language will be one of TL's official language, I will
reserve it for other discussion.

Best regards,
Lisualdo

2009/6/30 Kate Reid-Smith <Kate.Reid-smith at cdu.edu.au>

> TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
>
>  Bahasa Indonesian is already one of the preferred languages of TL's
> Department of Foreign Affairs and Trade equivalents, and has also been
> continued in various areas associated with TL equivalent of Departments of
> Defence and Security etc. Around mid-2008 various media sources (in
> Indonesian, English and Portuguese) began reporting that the
> President suggested Bahasa was making a comeback and was going to become one
> of the official languages on this 10th anniversary.
>
>  Kate Reid-Smith(安凯琳)
>
>
>
> ------------------------------
> *From:* easttimorstudies-bounces at anu.edu.au on behalf of George Quinn
> *Sent:* Mon 29/06/2009 6:33 AM
> *To:* Easttimorstudies at anu.edu.au
> *Subject:* [TimorLesteStudies] Indonesian to become an official language
> in TL?
>
>  TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
> According to this Indonesian-language report by A.Umar Said posted to
> the Yahoo Group "Islam Liberal" site, President Ramos-Horta is planning
> to make Indonesian an official language of Timor-Leste this coming
> August coinciding with the 10th anniversary of the 1999 referendum. The
> report cries out for verification from other sources, and no mention is
> made of the constitutional issues the initiative might  raise.
> Nevertheless, if there is any truth in the report at all it signals an
> important (and in my view, very welcome) shift in thinking on language
> policy in TL. George Quinn
>
> ------------
>
> Islam_Liberal Digest no.2074
>
> islam_liberal at yahoogroups.com <mailto:islam_liberal at yahoogroups.com<islam_liberal at yahoogroups.com>
> >
>
>
> 29/06/2009
>
>
> There is 1 message in this issue.
>
> Topics in this digest:
>
> 1. Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi Restoran Indonesia di Pari
>
>     From: Umar Said
>
>
>
> Message
>
> ________________________________________________________________________
>
> 1. Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi Restoran Indonesia di Pari
>
>     Posted by: "Umar Said" kontak at club-internet.fr <
> mailto:kontak at club-internet.fr <kontak at club-internet.fr>>
>
>     Date: Sun Jun 28, 2009 8:44 am ((PDT))
>
>
>
> Catatan A. Umar Said
>
> Presiden Ramos Horta mendadak mengunjungi
>
> Restoran Indonesia di Paris
>
>
>
>
>
>
>
> Di luar dugaan banyak orang, Restoran koperasi INDONESIA di Paris secara
>
> mendadak sekali mendapat kunjungan tamu terhormat, yaitu Presiden Jose
> Ramos
>
> Horta dari  Republik Demokratik Timor Leste. Peristiwa ini terjadi pada
> hari
>
> Sabtu malam tanggal 27 Juni 2009. Banyak hal-hal yang menarik  (dan juga
>
> sangat penting) yang bisa diangkat atau diceritakan tentang kunjungan
>
> mendadak ini, sebab mempunyai arti atau nilai sejarah yang tidak kecil.
>
>
>
>
>
>
>
> Bahwa kunjungan Presiden Ramos Horta ini mendadak sekali bagi para pekerja
>
> restoran (termasuk bagi managernya Bung Suyoso) adalah bahwa baru satu jam
>
> sebelum kedatangan Presiden Ramos Horta di restoran  diketahui dengan pasti
>
> bahwa ia bersama stafnya sudah memesan kamar  di Hotel  Senat yang letaknya
>
> berdampingan (terpisah satu tembok) dengan restoran INDONESIA.  Presiden
>
> Ramos Horta datang ke Paris hari Sabtu siang, untuk kunjungan yang bersifat
>
> setengah privé, dan besoknya (hari Minggu) sudah meninggalkan Paris lagi.
>
>
>
>
>
>
>
> Satu jam sebelum kedatangan presiden Ramos Horta ke restoran, kami mendapat
>
> keterangan dari stafnya (3 orang) bahwa ia merencanakan bertemu pada jam 8
>
> malam dengan 3 sahabat lamanya (A. Umar Said, Antonio Diaz dan Carlos
>
> Semedo).
>
>
>
>
>
>
>
> Adalah menarik untuk diketahui mengapa presiden Ramos Horta, sebagai kepala
>
> suatu negara,  memilih Hotel Senat, suatu hotel kelas menengah bintang
>
> tiga). Mungkin sekali karena hotel ini terletak berdampingan dengan
> Restoran
>
> INDONESIA, atau karena pertimbangan-pertimbangan lainnya, yang berkaitan
>
> dengan kunjungannya satu malam yang bersifat setengah prive di Prancis.
>
> Namun, walaupun kunjungan ini bersifat setengah prive dan hanya satu malam,
>
> pemerintah Prancis menyediakan 4 orang dari Dinas Securité untuk selalu
>
> menjaga atau mengikutinya.
>
>
>
>
>
>
>
> Pejuang Ramos Horta tidur di kursi restoran
>
>
>
>
>
> Keputusan presiden Ramos Horta untuk berkunjung lagi ke Restoran INDONESIA
>
> dan kali ini juga bertemu khusus dengan sahabat-sahabat lamanya mengandung
>
> arti yang dalam.  Restoran INDONESIA memang mempunyai sejarah tersendiri
>
> bagi perjuangan rakyat Timor Timur dan perjuangan rakyat Indonesia dalam
>
> perlawanan bersama terhadap rejim militer Suharto.
>
>
>
>
>
>
>
> Setelah Restoran  koperasi ini dibuka dalam bulan Desember 1982 (jadi sudah
>
> lebih dari 26 tahun yang lalu) sering sekali diadakan pertemuan-pertermuan
>
> antara berbagai orang (Prancis dll) dengan anggota-anggota Komite
> Setiakawan
>
> dengan Timor Timur. Restoran INDONESIA dalam jangka lama sekali dianggap
>
> oleh berbagai kalangan sebagai salah satu di  antara pusat-pusat kegiatan
>
> perlawanan rakyat Timor Timur terhadap agresi rejim militer Suharto.
>
>
>
>
>
>
>
> Bahkan pada suatu waktu ketika Ramos Horta berkunjung ke Paris untuk
>
> kegiatan-kegiatan perjuangan rakyat Timor Timur,  ia pernah tidur di
>
> kursi-kursi yang dijejer-jejerkan, dan mandi di bawah douche sederhana yang
>
> terletak di ruangan bawah restoran. Hal ini diceritakan oleh presiden Ramos
>
> Horta sambil makan malam itu di depan 3 stafnya dan 3 sahabat lamanya
>
> beserta seorang tamunya dari Spanyol.
>
>
>
>
>
>
>
> Cerita presiden Ramos Horta tentang tidurnya di atas kursi restoran dan
>
> mandi di bawah douche (yang sebenarnya tidak digunakan sebagai kamar
> mandi),
>
> dan cerita tentang kegiatan-kegiatan lainnya semasa ia masih sebagai
>
> pejuang, mengingatkan kami semua kepada masa-masa silam ketika kami
> berjuang
>
> bersama-sama untuk rakyat Timor Timur.
>
>
>
>
>
>
>
> Tukang cat, sahabat lama Ramos Horta
>
>
>
>
>
> Dalam pembicaraan santai antara sahabat-sahabat lama sambil makan itu
>
> presiden Ramos Horta juga menceritakan di depan kami semua bagaimana pada
>
> suatu saat ia pernah menginap di apartemen Antonio Diaz, dan terpaksa tidur
>
> di lantai (tetapi pakai alas) karena tidak cukup uang untuk tidur di hotel.
>
> Antonia Diaz adalah seorang Portugis, pernah bekerja sebagai tentara
>
> Portugis di Timor Timur, dan sudah lama bekerja di Paris sebagai tukang cat
>
> dan bangunan.
>
>
>
>
>
>
>
> Carlos Semedo, seorang Prancis yang sudah lama sekali memimpin berbagai
>
> kegiatan mengenai Timor Timur (dan khususnya soal-soal yang berkaitan
> dengan
>
> Sanana Gusmao dan Ramos Horta), adalah sahabat karib Antonio Diaz.
>
>
>
>
>
>
>
> Keinginan presiden Ramos Horta untuk bertemu dan makan bersama dengan
>
> sahabat-sahabat lamanya (sekali lagi, antara lain yang bekerja sebagai
>
> tukang cat) menunjukkan bahwa walaupun ia sekarang menjabat sebagai
>
> presiden, tetapi tidak lupa kepada orang-orang yang di masa-masa yang lalu
>
> telah melakukan perjuangan bersama-samanya. Sungguh, suatu hal yang indah
> !.
>
>
>
>
>
>
>
> Begitu santainya, dan begitu pula hangatnya suasana dalam pertemuan sambil
>
> makan itu, yang diselingi oleh acara tarian topeng diiringi gamelan dan
>
> suling kecapi, sehingga Antonio tidak segan-segan selalu menyapa presiden
>
> Ramos Horta dengan « kau » (dalam bahasa Prancis « tu »). Jadi, dalam
>
> pertemuan antara sahabat lama  itu terutama sekali banyak dibicarakan
>
> soal-soal masa lalu.
>
>
>
>
>
>
>
> Perjuangan komite Timor Timur di berbagai negeri
>
>
>
>
>
> Di antara pembicaraan itu kami tinjau bagaimana besar sumbangan
>
> kegiatan-kegiatan untuk membantu perjuangan rakyat Timor Timur  yang
>
> diadakan secara luas dan selama puluhan tahun , serta berskala
>
> internasional, telah merupakan sumbangan penting untuk terisolasinya rejim
>
> militer Suharto di hadapan opini internasional. Tidak salahlah kiranya
> kalau
>
> dikatakan bahwa komite-komite Timor Timur yang melakukan berbagai kegiatan
>
> di banyak sekali negeri di dunia sudah membantu jatuhnya rejim militer
>
> Suharto.
>
>
>
>
>
>
>
> Dari segi ini bisa dilihat bahwa membantu perjuangan rakyat Timor Timur
>
> adalah satu dan senyawa dengan perjuangan menentang rejim militer Orde
> Baru.
>
> Hal ini pulalah yang telah dilakukan melalui sebagian kegiatan-kegiatan
>
> berbagai orang dengan  Restoran INDONESIA. Dalam kaitan ini telah
> disinggung
>
> dekatnya hubungan berbagai tokoh Prancis dengan restoran, umpamanya istri
>
> presiden Prancis François MITTERRAND (alm), Madame Danielle MITERRAND (yang
>
> pernah berkunjung ke Timor Timur) dan Louis JOINET, ahli hukum yang menjadi
>
> pembantu 5 Perdana Menteri Prancis berturut-turut dan merangkap wakil
>
> Prancis di Komisi HAM di PBB. Louis JOINET adalah sahabat dekat Ramos Horta
>
> dan juga sahabat dekat Restoran INDONESIA.
>
>
>
>
>
>
>
> Kedatangan Ramos Horta ke Paris dalam tahun 1976
>
>
>
>
>
> Yang juga banyak dikenang bersama adalah kunjungan pertama kali Ramos Horta
>
> dalam tahun 1976 ke Paris, beberapa waktu setelah militer Indonesia di
> bawah
>
> perintah Suharto melakukan agresi mencaplok Timor Timur. Setelah mengetahui
>
> bahwa Ramos Horta ada di Holland dan bertemu dengan orang-orang dari Komite
>
> Indonesia di Amsterdam (antara lain Prof. Wertheim dan  Go Gin Tjwan) maka
>
> A. Umar Said bersama sejumlah sahabat-sahabat Prancis mengusahakan
>
> kedatangan Ramos Horta  ke Paris.
>
>
>
>
>
>
>
> Dalam tahun 1976 itu (lebih dari 32 tahun yang lalu), untuk pertama kalinya
>
> diadakan rapat besar mengenai Timor Timur dengan pembicara utama Ramos
> Horta
>
> dan sejumlah tokoh-tokoh terkemuka Prancis. Sebagai kelanjutan rapat besar
>
> ini, maka terbentuklah untuk pertama kalinya Komite Setiakawan dengan Timor
>
> Timur. Komite Timor Timor di Paris adalah salah satu di antara komite yang
>
> tertua di dunia waktu itu. Semua ini rupanya merupakan kenangan bagi
>
> presiden Ramos Horta, dan juga bagi kami semua.
>
>
>
>
>
>
>
> Sudah tentu, dalam  pembicaraan santai antara sahabat-sahabat lama itu,
>
> telah disinggung macam-macam soal. Antara lain tentang jalannya restoran,
>
> yang menurut pendengaran presiden Ramos Horta tetap berjalan baik. Juga
>
> telah dibicarakan Sobron Aidit (almarhum) dan Emil Kusni, yang kebetulan
>
> tidak ada di Paris dan sedang berada di Kalimantan. Presiden Ramos Horta
>
> sempat menanyakan beberapa hal mengenainya kepada Didien (istri Emil yang
>
> bekerja di restoran juga).
>
>
>
>
>
>
>
> Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional di Timtim
>
>
>
>
>
>
>
> Dalam pertemuan sambil makan yang sering diselingi dengan gelak-tawa itu
> ada
>
> juga sesuatu yang bisa dianggap besar dan serius. Presiden Ramos Horta
>
> mengatakan bahwa ia merencanakan untuk mengumumkan dalam bulan Agustus yad,
>
> dalam rangka memperingati 10 tahun referendum Timor Timur, diresmikannya
>
> bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di Timor Timur.
>
>
>
>
>
>
>
> Bagi kami, yang mendengar rencana ini dari presiden Ramos Horta, merupakan
>
> hal yang baru dan penting sekali. Sebab, selama ini bahasa yang resmi
>
> dipakai sebagai bahasa nasional adalah bahasa Portugis dan Tetum, sedangkan
>
> bahasa Indonesia  dan Inggris dipakai dalam pemerintahan dan bisnis. Jadi,
>
> bahasa Portugis akan digantikan dengan bahasa Indonesia. Kalau rencana
>
> presiden Ramos Horta ini betul-betul dilaksanakan mulai Agustus, maka akan
>
> merupakan tindakan yang realis,   berani, dan juga bisa membuka
>
> dimensi-dimensi baru dalam hubungan Indonesia dan Timor Timur untuk masa
>
> depan.
>
>
>
>
>
>
>
> Sebab, sekarang ini, bahasa Indonesia sudah banyak dipakai oleh rakyat
> Timor
>
> Timur, baik di kalangan penduduk untuk pergaulan dan dagang, maupun di
>
> kalangan pemerintahan atau untuk urusan-urusan resmi dengan
> jawatan-jawatan.
>
> Bahkan, persentasenya bisa mencapai 80% dari penduduk. Dengan makin
>
> meningkatnya lalu lintas orang dan perdagangan dengan Indonesia, dan makin
>
> lancarnya komunikasi, maka peran bahasa Portugis makin terasa menjauh.
>
>
>
>
>
>
>
> Dengan dibeberkannya rencana pengumuman pemakaian bahasa Indonesia sebagai
>
> bahasa nasional, maka presiden Ramos Horta menunjukkan kemauan politiknya
>
> yang lebih besar dan lebih maju lagi dalam menggalang hubungan persahabatan
>
> dengan Indonesia. Dan bahwa rencananya itu diutarakan di depan
>
> sahabat-sahabat seperjuangannya yang lama dan juga di restoran INDONESIA
>
> mempunyai arti tersendiri yang penting juga.
>
>
>
>
>
>
>
> Presiden Ramos Horta adalah salah satu di antara tokoh-tokoh Timor Timur
>
> yang selama puluhan tahun berjuang terus-menerus, dan sekeras-kerasnya,
>
> menentang agresi rejim militer Suharto, sehingga ia menjadi tokoh
>
> internasional dan mendapat hadiah Nobel untuk perdamaian. Ia juga mendapat
>
> gelar doktor dalam ilmu hukum dari 6 universitas terkenal di berbagai
> negeri
>
> dan meraih beberapa  hadiah (award) internasional.  Sekarang, sebagai
>
> presiden Republik Demokratik Timor Leste ia berusaha membuka
> halaman-halaman
>
> baru, demi kepentingan rakyat Indonesia dan Timor Timur.
>
>
>
>
>
>
>
> Dengan perspektif yang seindah inilah kami melihat atau mengartikan
>
> kunjungannya yang mendadak di restoran INDONESIA di Paris. Untuk itulah
>
> telah dibuat banyak sekali foto-foto dengan sahabat-sahabat seperjuangan
>
> lama dan juga dengan para anggota koperasi yang bekerja di restoran.
>
>
>
>
>
>
>
> Paris, 28 Juni 2009
>
>
>
>
>
>
>
> A. Umar Said
>
>
>
> .
>
>
>
> --
>
> Dr George Quinn,
> Visiting Fellow,
> Faculty of Asian Studies,
> College of Asia and the Pacific,
> Australian National University,
> Canberra ACT 0200,
> Australia
> Telephone: 0409 772 576 (from overseas + 61 409772576)
> Fax: + 61 2 62918993
>
>
> _______________________________________________
> Queries about this post should be sent to the poster NOT THE LIST. PLEASE
> DO NOT SEND PERSONAL REPLIES TO THE LIST.
>
> TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
> For further information about this list (including Guidelines for posting
> and membership) please visit
> http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
> Queries about the Timor Leste Studies List should be directed to the List
> Owner (easttimorstudies-owner at anu.edu.au).
> To post to the list send your email to Easttimorstudies at anu.edu.au.
> To subscribe please visit
> http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
> The List Owner accepts no responsibility for postings to this list.
>
> _______________________________________________
> Queries about this post should be sent to the poster NOT THE LIST. PLEASE
> DO NOT SEND PERSONAL REPLIES TO THE LIST.
>
> TIMOR LESTE STUDIES ASSOCIATION MAILING LIST
> For further information about this list (including Guidelines for posting
> and membership) please visit
> http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
> Queries about the Timor Leste Studies List should be directed to the List
> Owner (easttimorstudies-owner at anu.edu.au).
> To post to the list send your email to Easttimorstudies at anu.edu.au.
> To subscribe please visit
> http://mailman.anu.edu.au/mailman/listinfo/easttimorstudies
> The List Owner accepts no responsibility for postings to this list.
>



-- 
'Twenty years from now, you'll be more disappointed by the things that you
didn't do than the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away
from the safe harbour. Catch the trade winds in your sail. Explore. Dream.
Discover. Conquer.' (Mark Twain)
-------------- next part --------------
An HTML attachment was scrubbed...
URL: http://mailman.anu.edu.au/pipermail/easttimorstudies/attachments/20090630/02782594/attachment-0001.html 


More information about the Easttimorstudies mailing list